Info Berita Terhangat, Konflik meledak disaat pesta demokrasi di Thailand - Empat warga Thailand, di antaranya bocah
laki-laki sembilan tahun, kemarin tewas dalam sebuah serangan diduga
sebagai aksi balasan atas dibunuhnya beberapa anak laki-laki muslim di
bagian selatan Negeri Gajah Putih itu.
Meski Thailand menjadi negara dengan mayoritas penduduk agama Buddha,
tetapi ketiga provinsi di selatan, yaitu Pattani, Yala dan Narathiwat,
dihuni oleh warga mayoritas muslim, dan perlawanan terhadap peraturan
pemerintah pusat telah ada di sana selama beberapa dekade, seperti
dilansir kantor berita Reuters, Kamis (13/2).
Polisi menjelaskan empat orang mengendarai dua motor menembaki warga
desa sedang memberi sedekah kepada sejumlah biksu Buddha di Distrik Mae
Lan, Provinsi Pattani. Akibat serangan itu dua perempuan, seorang biksu
Buddha, dan seorang bocah laki-laki tewas. Sementara tujuh lainnya
terluka.
"Ini adalah serangan balas dendam. Kami yakin serangan ini ada
hubungan dengan pembunuhan warga Buddha pekan ini dan tiga anak
laki-laki muslim pada pekan lalu," kata Kepala Polisi Pattani, Phot
Suaysuwan, kepada Reuters.
Dua perempuan Buddha ditembak mati dalam dua serangan berbeda di Pattani pada pekan ini. Keduanya ditembak dan dibakar.
Phot mengatakan serangan itu merupakan aksi balasan atas kematian
tiga bocah laki-laki muslim berusia tiga, lima, dan sembilan tahun.
Mereka ditembak di depan rumah mereka di Provinsi Narathiwat.
"Kematian anak-anak itu telah memicu sebuah reaksi berantai," ujar
Srisompob Jitpiromsri, dari lembaga pengamat Deep South Watch.
"Emosi dalam masyarakat setempat sangat tinggi, baik di kedua sisi,
dan gerakan pemberontak telah mengambil kematian dari pihak mereka
sebagai sebuah kesempatan untuk membalas dendam," lanjut dia. "Ini akan
sulit bagi pemerintah untuk mengontrol kekerasan kecuali mereka bisa
menyeret para pelaku pembunuhan anak-anak itu ke pengadilan."
Konflik sektarian di selatan Thailand yang berlangsung sejak 2004
sudah menewaskan 5.700 orang. Lebih dari 40 orang sudah tewas sejak awal
tahun ini.
Pembukaan pembicaraan damai dengan kelompok pemberontak pada tahun
lalu tidak menghasilkan apa-apa untuk mengakhiri kekerasan. Pembicaraan
antara pihak pemerintah dan wakil dari kelompok pemberontak utama
Barisan Revolusi Nasional (BRN) sekarang tampaknya telah terhenti.
Pejabat Thailand mengatakan sebuah pertemuan seharusnya digelar pada
Desember tahun lalu juga ditunda. Ini lantaran pihak berwenang lebih
terfokus pada aksi demonstrasi yang telah meletup di jalan-jalan Ibu
Kota Bangkok dalam upaya untuk menggulingkan pemerintahan Perdana
Menteri Yingluck Shinawatra.
Protes berlanjut dan pemilihan umum yang diselenggarakan pada 2
Februari lalu dalam upaya untuk mengakhiri krisis malah terganggu, dan
membuat Yingluck Shinawatra di posisi kepala pemerintahan sementara dengan kekuatan terbatas.
Tiga provinsi kerap dilanda kekerasan di sebelah selatan Thailand
yang dulunya menjadi bagian dari kesultanan independen Melayu Muslim,
sebelum dicaplok oleh sebagian besar Buddha Thailand pada 1909.