Showing posts with label Food. Show all posts
Showing posts with label Food. Show all posts

Monday 27 January 2014

Ratusan penumpang terkena muntaber, Kapal pesiar Royal Carribean kembali ke dermaga

Info Berita Terhangat, Ratusan penumpang terkena muntaber, Kapal pesiar Royal Carribean kembali ke dermaga  - Kapal pesiar Royal Carribean akan kembali ke Negara Bagian New Jersey, Amerika Serikat, dua hari lebih awal dari rencana sepuluh hari perjalanan lantaran lebih dari 600 penumpangnya sakit perut dan muntah berak sepanjang pekan lalu.

Sejak berangkat dari New Jersey menuju Virgin Islands pada Selasa lalu sedikitnya 564 penumpang dan 47 kru kapal mengalami gejala sakit perut akibat norovirus seperti dilansir stasiun televisi NBC, Senin (27/1). Penyakit perut itu disebabkan virus yang bisa masuk lewat makanan atau air terkontaminasi. Penyakit ini bisa menyerang semua usia.

Kapal pesiar mewah itu mengangkut 3.50 penumpang dan 1.165 kru. Kapal itu bertolak dari Cape LIberty, New Jersey, dan bermaksud singgah di San Juan, Puerto Rico, St. Thomas dan St. Maarten.

Beberapa penumpang kapal sudah sembuh dari sakitnya ketika kapal baru berlayar beberapa hari. Namun para awak kapal menyatakan mereka merasa gagal menyediakan liburan seperti diharapkan penumpang.

"Menurut kami hal yang paling baik dilakukan saat ini adalah memulangkan para penumpang dan menyucihamakan kapal," kata pernyataan kru Carribean Cruise.

Para pejabat kru kapal belum membenarkan sakit diare dan muntah-muntah diderita penumpang disebabkan norovirus. Hasil penyelidikan diharapkan bisa diumumkan pertengahan pekan ini.

Tuesday 7 January 2014

Menikmati kepiting hasil tangkapan sendiri

Info Berita Terhangat - Tangkap kepiting dari keramba. Ikat, lalu bawa ke kokinya, atau Anda bisa masak sendiri di dapurnya. Sambil menunggu matang, Anda bisa naik perahu nelayan berkeliling hutan bakau. Pengalaman itu bisa didapatkan di Ekowista Kampoeng Kepiting, Jalan I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kabupaten Badung, Bali.

Tak hanya sebatas menikmati kuliner saja. Sambil duduk-duduk santai di balai-balai bambu, Anda juga bisa melihat-lihat pemandangan jalan di atas perairan, kapal-kapal nelayan, hijaunya pohon bakau, dan langit biru.

Ekowisata Kampoeng Kepiting terletak sebelum pintu tol menuju ke Nusa Dua, atau sebelum putaran menuju Bandara Internasional Ngurah Rai. Arahnya sebelah kiri atau utara jalan. Gampang saja.

Menu-menu yang disajikan beragam masakan kepiting. Kepiting Goyang Tol menjadi menu favorit para pelanggan. Resep dan rasa mungkin mirip dengan kepiting buatan restoran. Hanya saja, bumbunya tak hanya rempah-rempah, tetapi juga ada cita rasa dari buah bakau pidada (Sonneratia caseolaris). Itu nilai tambah dari lezatnya santapan hewan bakau bercapit ini.

Tamu bisa memilih sendiri kepiting yang akan dimasak. Petugas kuliner akan mengantarkan tetamu ke keramba-keramba yang siap panen. Tamu akan dipandu cara memancing, mengikat kepiting oleh petugas. Tampaknya memang mudah dipraktikkan. Pengunjung bisa saja mencoba mengikat sendiri kepiting tangkapannya, tetapi perlu berhati-hati terkena capitnya yang tajam.


Rata-rata berat kepiting bakau ini berkisar 800 gram. Badan atau cangkangnya selebar telapak tangan orang dewasa dengan jari direntangkan. Sajian setiap piringnya bisa satu ekor atau dua ekor kepiting. Tentu saja sepiring bisa disantap untuk dua orang. Dapurnya pun terbuka dan siapa saja bisa melihat sang koki memasak.

Usaha nelayan

Rumah makan ini muncul dari kegigihan para nelayan Tuban yang membentuk kelompok bernama Wanasari di tahun 2009. Tangkapan ikan terus menurun menjadi keresahan nelayan Tuban. Namun, mereka tak ingin berdiam diri karena hidup terus berjalan.

Ketua Kelompok Nelayan Wanasari I Made Sumasa (49) mengatakan, ia terus memotivasi teman-temannya untuk bersama-sama mencari solusi agar tetap bertahan. Kepiting menjadi pilihan mereka untuk dibudidayakan.

”Kami pun memulai membuat sebuah keramba kepiting di antara hutan bakau. Maklum, kami bergelut mencari ikan di sekitar hutan bakau ini. Kini segalanya kami manfaatkan,” kata Sumasa.

Kepiting pun mereka biakkan dari bibit hingga penggemukan. Pada tahun 2010, mereka berkenalan dengan tim community social responsibility dari Depo Ngurah Rai Pertamina. Mereka mendapatkan pembinaan dan bantuan dana, dan hingga Desember ini masih berlangsung.

Soal resep, Sumasa pun berani menjamin nikmatnya. Alasannya, ia menggunakan resep-resep warisan orang tua-orang tua mereka yang sudah terlebih dahulu memanfaatkan hasil dari hutan bakau ini. Istri Sumasa, Kadek Surasmini (36), merupakan koki utama resto apung itu. Ini sekaligus memicu semangat kaum ibu agar juga bisa berdaya. ”Seluruh resepnya sudah teruji. Sekarang kami menunggu kritik dan saran dari seluruh pengunjung,” ujar Surasmini tersipu.

 
Budidaya kepiting bakau dari puluhan anggotanya dimulai sejak tiga tahun terakhir setelah hasil tangkapan ikan menurun. Penurunan ini karena dampak pembangunan Jalan Tol Bali Mandara yang menutup kawasan tangkapan serta keramba mereka dengan ribuan tiang pancang.
Pendapatan dari resto pun meningkat dari Rp 16 juta menjadi Rp 50 juta. Angka ini tak hanya didapatkan dari pemasukan restoran, tetapi juga dari penyewaan tempat untuk pernikahan, sesi pemotretan untuk pernikahan, dan penyewaan perahu. Setidaknya, pendapatan ini semakin memantapkan pilihan para nelayan Desa Tuban.

Para ibu nelayan pun tak sebatas sibuk mengolah menu-menu kepiting, tetapi juga mengutak-atik penganan ringan seperti permen, biskuit, dan sirup. Bahan bakunya tentu seluruh buah yang berasal dari bakau, terutama pidada. Selai itu, ada pula bakau sebagai sayuran, turi, dan kerakas

Cita rasa Tempoe Doeloe dipersaingin Modern

Info Berita Terhangat - Sudah  belasan tahun gaya dan cita rasa Barat menjajah lidah orang Jakarta. Bahkan, belakangan kedai-kedai modern macam Seven Eleven atau Family Mart tumbuh subur menyaingi angkringan dan kedai kopi. Mungkin isi kepala menjadi agak sensitif dengan isu kelas dan kapitalisasi itu, tetapi ceritanya tentu jadi lain jika dikaitkan dengan urusan selera.

Di beberapa sudut kota, surabi bandung masih kebanjiran pengunjung. Aneka cita rasa udik tetap menjadi pilihan apik, salah satunya menu berbahan dasar ketan. Varietas padi yang pulen dan merekat itu kini menjadi salah satu alternatif kudapan malam hari bagi warga Ibu Kota.

Di Kemayoran, tepatnya di Gang Garuda, Jakarta Pusat, penganan tradisional itu dijajakan selama 24 jam penuh. Penikmatnya datang dari berbagai kalangan, mulai dari anak jalanan hingga pegawai kantoran. Di warung ujung gang itu ketan disajikan dalam olahan sederhana, dikukus di dalam tungku yang dipanaskan dengan bara kayu. Disajikan hangat bertabur parutan kelapa muda.

Menu pendamping yang disajikan antara lain tempe dan pisang goreng. Ditambah segelas teh poci panas-manis, alamak...! Sungguh nikmat.... Pikiran langsung menerawang jauh ke kampung halaman.

Kerinduan

Konsep itu pula yang hendak diserap oleh Terminal Ketan Cak Gandut, sebuah warung pinggir jalan di bilangan Cibubur. Menurut Mustafa, penyelia warung itu, kisah lahirnya warung itu bermula dari kerinduan Cak Gandut, warga asal Malang, Jawa Timur, pada ketan.

”Sulit untuk mencari masakan ketan di sekitar Jakarta yang sesuai selera. Kami berpikir, mungkin banyak orang yang sama seperti kami sehingga muncullah ide untuk membuka warung ketan,” kata Dina Martini (36), pemilik Terminal Ketan, yang tak lain adalah anak kedua Cak Gandut.

Akhirnya, muncul ide untuk membuka warung ketan karena makanan itu masih jarang tersedia. Selain itu, ia juga melihat di Cibubur warga membutuhkan ruang untuk nongkrong bersama keluarga. Akhirnya, lahirlah Terminal Ketan Cak Gandut di Kilometer 1,5 Jalan Alternatif Cibubur, Jatisampurna, Bekasi. Nama terminal sengaja diambil untuk menegaskan bahwa tempat itu adalah tempat rehat, tempat sementara untuk nongkrong.

”Selama ini nongkrong identik minum kopi. Kami ingin nongkrong itu juga bisa makan ketan dan minum STMJ (susu telor madu jahe),” katanya.

Tradisional-modern

Di tempat ini ketan dipadupadankan dengan banyak makanan. Pengunjung tinggal memilih mana yang diminati. Ada ketan durian, ketan susu, ketan keju, ketan bubuk, ketan dendeng, dan ketan serundeng. Harga untuk semua menu itu bervariasi, Rp 8.000-Rp 15.000 per porsi.

Mereka yang berasal dari Jawa tentu sudah terbiasa dengan ketan bubuk, yaitu ketan kukus yang disajikan dengan taburan bubuk kedelai yang telah diramu dengan rempah pedas, atau ketan serundeng. Mereka yang berasal dari Sumatera tentu tak asing lagi dengan ketan durian. Rasanya perpaduan antara gurih ketan dengan manis legit durian.

Sajian ketan itu lebih cocok dinikmati tanpa buru-buru sambil mengobrol segala hal. Pengelola sengaja menciptakan suasana warung yang santai. Cocok untuk siapa saja yang datang, entah pasangan muda, orang tua, atau anak-anak.

Di warung yang berdiri sejak empat bulan lalu itu disajikan pula aneka sambal penyet khas Jawa Timur. Fransiska N Rosanti, staf pada sebuah perusahaan asing di bilangan Jakarta Selatan, mengaku menggemari ikan pari asap atau telur goreng mata sapi yang dilapiskan pada sambal terasi. Menu ini ditawarkan Terminal Ketan.

Menu itu kerap mengingatkannya pada kampung halamannya di Bojonegoro, Jawa Timur. Jika Cibubur dirasa terlalu jauh, cukup pergi ke Kedai Ketan Susu di Cilandak, Jakarta Selatan, tepatnya di belakang Cilandak Town Square. Kedai yang mengadopsi suasana rumahan itu menyajikan aneka variasi ketan yang dipadu dengan siraman susu, taburan kacang mede, atau srikaya.

Menurut pelayan Kedai Ketan Susu, Taufik, pengunjung lebih banyak menyukai ketan susu srikaya. Hanya dengan merogoh kocek sebesar Rp 12.000-Rp 20.000, kudapan tradisional itu mampu mengganjal perut. Ya, sudah pasti sekaligus memupus kerinduan pada kampung halaman.

Monday 6 January 2014

Makanan yang sebaiknya dikomsumsi dalam keadaan matang

Info Berita Terhangat - Tren mengonsumsi makanan mentah sudah mulai marak dilakukan pada saat ini. Mengonsumsi makanan mentah diyakini baik untuk kesehatan sebab nutrisi dan vitamin di dalamnya tidak hilang akibat proses pemasakan.

Namun tahukah Anda bahwa ada beberapa jenis sayuran yang sebaiknya dikonsumsi dalam keadaan matang?

Bayam
Bayam adalah sayuran yang mengandung nutrisi dan vitamin kompleks. Bayam sarat akan kalsium, zat besi, magnesium, lutein, dan zat anti oksidan seperti beta karoten. Selain itu sebenarnya jumlah kalsium akan naik tiga kali lipat apabila Anda memasak bayam.

Jamur
Memasak jamur bukan hanya pilihan yang sehat, namun juga aman. Ada beberapa jenis jamur yang lebih baik dimasak seperti jamur kancing sebab struktur jamur sedikit keras dan dengan memasaknya dapat membuat pencernaan Anda lebih mudah dalam mencerna jamur.

Tomat
Memasak tomat akan meningkatkan jumlah likopen yang dilepaskan di dalam tubuh. Sementara tomat mentah hanya melepaskan 4% dari zat anti oksidan yang diyakini dapat mencegah penyakit jantung dan kanker ini.

Wortel
Wortel adalah sayuran yang baik untuk penglihatan Anda. Namun mengonsumsi wortel mentah agaknya membuat tubuh Anda kesulitan untuk mencernanya. Oleh karena itu Anda disarankan untuk sebaiknya mengonsumsi wortel mentah.

Mengonsumsi sayuran mentah memang baik untuk tubuh. Namun sebaiknya Anda benar-benar memilih sayuran yang akan Anda konsumsi dalam keadaan mentah.

Monday 30 December 2013

Petani Udang dogol menikmati kenaikan

Info Berita Terhangat - Dalam seminggu terakhir di Pantai Pangandaran harga udang dogol naik tajam dari Rp 80.000 menjadi Rp 130.000 per kg. Kenaikan yang tajam ini dipicu melejitnya permintaan udang dogol seiring makin ramainya kunjungan wisatawan berburu kuliner seafood di kawasan objek wisata Pangandaran.

"Permintaan meningkat sementara barangnya sedikit. Di pelelangan (TPI Pangandaran) udang dogol sekarang lagi sulit," ujar pengelola RM Seafood Kidang Mas Putera, H Endang Hidayat, di Pasar Ikan Talanca, Pantai Timur Pangandaran, Minggu (29/12).
Untuk memenuhi kebutuhan melonjaknya permintaan menu udang terutama yang berbahan baku udang dogol, Endang terpaksa mendatangkan udang dogol dari Cirebon. "Sejak hari Minggu pekan lalu (22/12/2013), sampai hari ini sudah habis sekitar lima kuintal udang dogol. Separuhnya didatangkan Cirebon. Liburan Natal kemarin pengunjung cukup padat. Sekarang tinggal menunggu hari puncak malam tahun baru," paparnya.
Dari berbagai jenis biota laut yang disajikan di RM Sea Food, mulai dari cumi-cumi, kepiting, kerang, berbagai jenis ikan, menurut Endang, yang paling favorit adalah udang dogol. Baik itu dimasak dengan bumbu saus tiram, saus mentega, udang tepung, hingga udang asam manis.
Bukan saja tingginya permintaan konsumen terhadap udang, musim badai tengah juga membuat nelayan Pangandaran dalam seminggu terakhir jarang mendapatkan berbagai jenis udang saat melaut. "Makanya di pelelangan stok udang sangat terbatas, apalagi udang dogol. Sementara berbagai jenis ikan lumayan tersedia," katanya.
Sementara di Pekanbaru, Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C Sutardjo, mengatakan produksi udang nasional sampai September 2013 terdata 480.000 ton. Angka tersebut melampaui produksi 2012 yang mencapai 457.600 ton. "Produksi tahun ini didukung program revitalisasi tambak dengan demfarm," kata Sharif .
Penambahan produksi tersebut, kata Sharif, juga berkorelasi positif dengan bertambahnya luasan tambak budi daya udang di sekitar tambak percontohan (demonstration farm). "Ada penambahan luasan tambak baru seluas 675 hektare di enam lokasi," ujar Sharif.
Keenam lokasi itu tersebar di Serang, Tangerang, Karawang, Subang, Indramayu, dan Cirebon.Menurut Sharif, revitalisasi tambak juga menyerap tenaga kerja cukup banyak, yaitu mencapai 130.000 orang.
Sharif berpendapat pula bahwa budidaya perikanan kini sudah menjadi barometer pembangunan perikatan nasional. Tantangannya sekarang, kata dia, adalah menjadikan budidaya perikanan sebagai ujung tombak untuk menggerakkan perekonomian nasional dan ketahanan pangan.

Thursday 24 October 2013

Woow.. ada Festival Makan Bakso di Salatiga

Berita Hangat - Hampir seluruh lidah Indonesia telah terjajah oleh kenikmatan yang terhidang dalam semangkuk bakso. Tak ada yang tak menyukai makanan berkuah dengan bulatan daging kenyal itu. Ia laik disantap saat panas maupun hujan.

Menu jawara yang populer di jalanan maupun restoran mahal itu, lebih seru jika dinikmati beramai-ramai. Seperti yang dilakukan di Salatiga, Jawa Tengah. Baru-baru ini, di kota itu terselenggara sebuah festival makan yang unik. Yakni, makan bakso massal bersama tiga ribu orang.

Bisa terbayang, decap nikmat yang terlontar dari lidah-lidah penjajal bakso itu. Pesertanya terdiri atas beragam masyarakat kurang mampu. Mulai anak panti asuhan, pengemudi becak, pemulung, sampai kaum dhuafa. Mereka diberi semangkuk bakso gratis.

Acara makan bakso massal, didukung oleh paguyuban penjual bakso di Salatiga. Kota itu memang terkenal akan baksonya yang gurih dan lezat. Meski ‘diproduksi’ secara massal, gurihnya bakso tetap terasa. Kuahnya juga tetap segar menggiurkan.

Untuk membuat tiga ribu porsi bakso, panitia dibantu relawan. Dibutuhkan 130 ribu kilogram daging sebagai bahan dasarnya. Sebagian besar, daging dipasok dari hasil kurban saat Hari Raya Idul Adha minggu lalu. Proses memasak dan menyantap bakso itu, dilangsungkan di Lapangan Pancasila.

Selain bisa menikmati makanan favorit mereka, para peserta juga disuguhi kesenian tradisional khas Salatiga.


Source