Berangkat dari kondisi itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengusulkan mengurangi frekuensi penerbangan baik dari maupun menuju Jakarta. AKtivitas penerbangan dan di bandara Soekarno Hatta juga semakin padat lantaran Jakarta juga sebagai tempat transit.
Dahlan mengusulkan beberapa rute penerbangan ke Jakarta dipangkas. Semisal Medan-Jakarta yang frekuensi penerbangan dari seluruh maskapai sudah mencapai 30 kali penerbangan sehari. Kemudian frekuensi penerbangan Surabaya-Jakarta yang dari seluruh maskapai sudah mencapai 40 kali penerbangan dalam satu hari.
"Coba dikaji supaya perjalanan Surabaya-Jakarta tadinya 40 kali penerbangan, jadi berkurang 30 kali dan diganti dengan Surabaya-Palembang. Kan belum ada rute Surabaya-Palembang," ujar Dahlan usai Rapat Pimpinan di PT. ASEI, Kuningan Jakarta, Kamis (14/11).
Padatnya frekuensi penerbangan pada akhirnya berimbas menurunnya pelayanan kepada penumpang. Dia mencontohkan, karena lalu lintas penerbangan padat, akhirnya maskapai yang ingin take off harus menunggu maskapai lain yang akan landing.
"Ada ide harus berani mengurangi frekuensi penerbangan. Apa betul frekuensi sampai puluhan kali melalui Jakarta, kalau sudah puluhan gitu kan jadi antre di runway bandara," jelasnya.
Usulan lain yang sempat disampaikan Dahlan untuk mengurangi kepadatan aktivitas bandara Soekarno Hatta, seluruh maskapai diminta menggunakan pesawat berbadan besar semisal pesawat jenis Airbus Boeing 777.
Sejauh ini, hampir seluruh perusahaan maskapai penerbangan menggunakan pesawat jenis Boeing 737 berbadan ramping, sehingga kapasitas penumpang yang terangkut sangat sedikit. Kondisi ini yang akhirnya ikut andil dalam kepadatan frekuensi penerbangan.
Dahlan mencontohkan maskapai Singapura Airline yang rata-rata jenis pesawatnya menggunakan Airbus Boeing 777. Dengan menggunakan pesawat jenis ini, akan lebih efisien dan secara tidak langsung bisa mengurangi frekuensi penerbangan.
"Kan lebih mudah mengganti pesawat ketimbang membenahi runway di Bandara Soetta," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan, Bambang S Ervan saat dikonfirmasi mengatakan usulan tersebut mengaku perlu dikaji lagi di Kementerian Perhubungan.
Usulan Dahlan nanti harus dievaluasi bersama dengan perusahaan-perusahaan maskapai. pemerintah perlu mengetahui apakah perusahaan-perusahaan maskapai bersedia untuk mengurangi frekuensi penerbangan dari atau menuju ke Jakarta.
"Ya itu perlu dibicarakan bersama dengan seluruh perusahaan maskapai. Makanya usulan Pak Dahlan perlu dievaluasi kembali," kata Bambang kepada wartawan.
Diakuinya, izin dan frekuensi penerbangan sebuah maskapai penerbangan dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan. Sebelum pembukaan rute, pihaknya mengklaim sudah mengambil langkah-langkah strategis untuk mengurangi kepadatan penerbangan di Bandara Soekarno Hatta.
"Ya kita selama ini mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kepadatan penerbangan di Bandara Soekarno Hatta," jelasnya.
No comments:
Post a Comment