Friday 14 February 2014

Konflik meledak disaat pesta demokrasi di Thailand

Info Berita Terhangat, Konflik meledak disaat pesta demokrasi di Thailand - Empat warga Thailand, di antaranya bocah laki-laki sembilan tahun, kemarin tewas dalam sebuah serangan diduga sebagai aksi balasan atas dibunuhnya beberapa anak laki-laki muslim di bagian selatan Negeri Gajah Putih itu.
Meski Thailand menjadi negara dengan mayoritas penduduk agama Buddha, tetapi ketiga provinsi di selatan, yaitu Pattani, Yala dan Narathiwat, dihuni oleh warga mayoritas muslim, dan perlawanan terhadap peraturan pemerintah pusat telah ada di sana selama beberapa dekade, seperti dilansir kantor berita Reuters, Kamis (13/2).
Polisi menjelaskan empat orang mengendarai dua motor menembaki warga desa sedang memberi sedekah kepada sejumlah biksu Buddha di Distrik Mae Lan, Provinsi Pattani. Akibat serangan itu dua perempuan, seorang biksu Buddha, dan seorang bocah laki-laki tewas. Sementara tujuh lainnya terluka.
"Ini adalah serangan balas dendam. Kami yakin serangan ini ada hubungan dengan pembunuhan warga Buddha pekan ini dan tiga anak laki-laki muslim pada pekan lalu," kata Kepala Polisi Pattani, Phot Suaysuwan, kepada Reuters.
Dua perempuan Buddha ditembak mati dalam dua serangan berbeda di Pattani pada pekan ini. Keduanya ditembak dan dibakar.
Phot mengatakan serangan itu merupakan aksi balasan atas kematian tiga bocah laki-laki muslim berusia tiga, lima, dan sembilan tahun. Mereka ditembak di depan rumah mereka di Provinsi Narathiwat.
"Kematian anak-anak itu telah memicu sebuah reaksi berantai," ujar Srisompob Jitpiromsri, dari lembaga pengamat Deep South Watch.
"Emosi dalam masyarakat setempat sangat tinggi, baik di kedua sisi, dan gerakan pemberontak telah mengambil kematian dari pihak mereka sebagai sebuah kesempatan untuk membalas dendam," lanjut dia. "Ini akan sulit bagi pemerintah untuk mengontrol kekerasan kecuali mereka bisa menyeret para pelaku pembunuhan anak-anak itu ke pengadilan."
Konflik sektarian di selatan Thailand yang berlangsung sejak 2004 sudah menewaskan 5.700 orang. Lebih dari 40 orang sudah tewas sejak awal tahun ini.
Pembukaan pembicaraan damai dengan kelompok pemberontak pada tahun lalu tidak menghasilkan apa-apa untuk mengakhiri kekerasan. Pembicaraan antara pihak pemerintah dan wakil dari kelompok pemberontak utama Barisan Revolusi Nasional (BRN) sekarang tampaknya telah terhenti.
Pejabat Thailand mengatakan sebuah pertemuan seharusnya digelar pada Desember tahun lalu juga ditunda. Ini lantaran pihak berwenang lebih terfokus pada aksi demonstrasi yang telah meletup di jalan-jalan Ibu Kota Bangkok dalam upaya untuk menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra.
Protes berlanjut dan pemilihan umum yang diselenggarakan pada 2 Februari lalu dalam upaya untuk mengakhiri krisis malah terganggu, dan membuat Yingluck Shinawatra di posisi kepala pemerintahan sementara dengan kekuatan terbatas.
Tiga provinsi kerap dilanda kekerasan di sebelah selatan Thailand yang dulunya menjadi bagian dari kesultanan independen Melayu Muslim, sebelum dicaplok oleh sebagian besar Buddha Thailand pada 1909.

No comments:

Post a Comment