Thursday 5 December 2013

Bangkok Mencekam, Wisatan Indonesia Gagal Berlibur

Info Berita Terhangat - Unjuk rasa yang berlangsung di Thailand khususnya di Bangkok sejak akhir November lalu, ternyata berimbas pada kunjungan wisatawan Indonesia yang akan menuju Bangkok.

Dalam pesan singkat, Rabu (4/12/2013), Public Relations Smailing Tour, Wisnu Wardana mengatakan, beberapa tamunya melakukan pembatalan perjalanan ke Bangkok. "Saya infokan kalau grup tur kami yang ke Bangkok di cancel semua, mengingat kondisi yang kurang kondusif," tulisnya.

Sedangkan untuk perjalanan individual (Free Independent Tour), ia melanjutkan, para tamu akhirnya memilih untuk mengambil destinasi lain.

"Kan kita ada beberapa rute. Tadinya ke Bangkok lebih banyak, kita persingkat waktunya, beralih ke Pattaya, Chiang Mai, atau Phuket. Soalnya sejauh ini Thailand di luar Bangkok itu aman," jelasnya.

Tempat-tempat yang dihindari oleh wisatawan yang datang ke Thailand untuk dekat-dekat waktu ini, kata Wisnu, adalah tempat yang dekat dengan pemerintahan.  "Daerah dekat pemerintahan mereka (Thailand), kita sangat menghindari daerah itu," katanya.

Sebelumnya, ujar Wisnu, sejak akhir November lalu, tamu pun telah diperingatkan untuk tidak mengunjungi Thailand. Namun jika tetap berkenan ke sana, pihak Smailing Tour telah menyediakan tempat pilihan lain yang tergolong aman, juga dengan akomodasi misalnya terkait hotel.

Sedangkan menyangkut keamanan di Thailand sendiri, Kedutaan Besar RI di Bangkok telah mengeluarkan imbauan khususnya kepada WNI yang berada di Bangkok.

Sebagaimana tertulis dalam siaran pers KBRI, yaitu agar seluruh WNI di Thailand khususnya di Bangkok untuk menghindari hal-hal yang dapat merugikan dan agar segera menghindari tempat-tempat berlangsungnya demonstrasi, seperti Democracy Monument dan Jalan Rachadamdoen, Government Complex, Government House, Makkawan Rangsan Bridge, Nong Loeng Intersection, Parliament, Kawasan Sentral World-Siam Paragon-MBK, Thammasat University, Royal Thai Police, Metropolitan Police Bureau, Ministry of Commerce, Public Relations Department dan Ministry of Foreign Affairs.

No comments:

Post a Comment