Berita Hangat - Indonesia saat ini mungkin tengah mengalami dilema. Di satu
sisi negara ini sangat ramah dan sering mengambil bagian peristiwa
internasional namun di sisi lain ternyata urusan dalam negeri banyak
dicampuri tetangga. Belum selesai dengan baik kasus penyadapan Australia
pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan koleganya, Negeri
Khatulistiwa kembali kaget dengan kabar dari harian the Sydney Morning
Herald cukup berpengaruh di Negeri Kangguru., ternyata penyadapan juga
dilakukan oleh Singapura dan Korea Selatan.
Padahal selama ini Indonesia kerap bersitegang dengan Malaysia namun
di kasus penyadapan Negeri Jiran pun ikut terkena. Lewat lansiran situs
themalayonline.com (25/11), bocoran informasi itu datang dari dokumen
dimiliki Edward Snowden mantan karyawan kontrak Badan Keamanan Amerika
Serikat (NSA). Tidak disangka Singapura dan Ibu Kota Seoul menjadi
antek-antek NSA sebagai penghubung.
Mungkin menjadi pertanyaan bagaimana sadapan itu terjadi. Lewat
teknologi serba canggih segalanya menjadi mungkin. Amerika dan lima
negara sekutu lainnya yakni Inggris, Australia, Kanada, dan Selandia
Baru menggunakan kabel fiber optik membentang di bawah laut pada 20
lokasi Samudera Pasifik. Mereka juga bekerja sama dengan sejumlah
perusahaan telekomunikasi.
Dari laporan lengkap NSA disebutkan kabel-kabel bawah laut itu
terhubung ke pusat penerima data di perairan barat Amerika, Hawaii,
termasuk Australia dan Jepang. Singapura menjadi negara pihak ketiga
membantu Amerika dan sekutu-sekutunya.
Sangat ironis lantaran Singapura dan Indonesia bagaikan saudara
kandung dalam pelbagai kegiatan hubungan diplomatik termasuk
perdagangan, industri, hingga pariwisata, kedua negara selalu memasukkan
daftar menjadi tempat saling berkunjung. Jumlah wisatawan asal
Indonesia di Negeri Singa bahkan mencapai ribuan per tahun, begitu pula
jumlah wisatawan Singapura rajin berkunjung ke Indonesia.
Pada Agustus dilaporkan intelijen Australia dan Singapura menjalin
komunikasi via kabel bawah laut dari Jepang ke Jerman yang melalui
Djibouti, Terusan Suez, selat Gibraltar hingga ke selatan Prancis. Ini
jelas membuat merinding lantaran akses informasi semua negara mampu
dikendalikan oleh Negara Adidaya dan sekutu tetap mereka.
Bila sudah begini, Indonesia akan sangat sulit mendapat kawan negara
yang memang bisa menghargai masalah internal suatu bangsa. Jika
komunikasi sudah di bawah kendali, dengan mudah mereka menyadap mencari
kelemahan sistem pemerintahan yang ujungnya bisa ditebak. Kekacauan
sebab pemerintahan mampu disetir barat.
No comments:
Post a Comment