Saturday, 9 November 2013

Hacker Semakin Jago, Keamanan Cloud Terancam

Berita Hangat - Di era digital saat ini, security memiliki bentuk yang sangat berbeda dari apa yang orang banyak sering bayangkan. Security jauh lebih rumit dari sekadar, "di mana data kami secara fisik disimpan?' atau "siapa yang mengelola sistem kami?".

Saat ini ancaman terbesar terhadap security bagi perusahaan berasal dari hacker yang berusaha untuk merusak perangkat yang terhubung dengan internet. Tujuannya mencuri data perusahaan yang berharga.

Keberhasilan melakukan eksploitasi akan mengarah ke pencurian data atau sekedar menghilangkan kemampuan perusahaan untuk berkomunikasi dengan pelanggan mereka secara online (denial of service atau defacing website).

Banyak perusahaan percaya bahwa karena mereka memiliki dan mengelola sistem TI sendiri, mereka merasa lebih aman dan lebih terlindungi daripada mereka menggunakan layanan dari penyedia layanan cloud.

Namun menurut Indonesian Cloud, kenyataan sebenarnya sangat berbeda. Security TI tradisional didasarkan pada keyakinan bahwa staf internal dapat dipercaya, dan bahwa firewall cukup untuk melindungi perusahaan dari serangan eksternal, padahal itu mungkin kasus yang terjadi 5 tahun yang lalu.

Sebagai penyedia layanan cloud, Indonesian Cloud sering ditanya, "bagaimana security dari Indonesian Cloud?" atau “bagaimana kami tahu data kami aman dengan Anda?".

Saat ini serangan berbasis internet telah menjadi jauh lebih canggih, dan dengan demikian membutuhkan mekanisme yang sangat canggih, dan dinamis, untuk melawan mereka

Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat hampir setiap hari Indonesia mendapat kurang lebih 1.225.000 serangan yang datang bukan dari luar, tapi dari dalam Indonesia. Maka security yang handal menjadi suatu keharusan di era digital ini.

Penyedia layanan cloud akan mengkonsolidasikan risiko dengan menempatkan banyak pelanggan di platform bersama.

Jadi untuk meniadakan risiko ini, banyak yang (tapi tidak semua) menerapkan berbagai tingkat batasan security, termasuk anti-denial of service (DDoS), pencegahan 'crack server', deteksi/pencegahan penyusupan, dan firewall canggih dengan aplikasi yang secara sadar melakukan paket pemeriksaan secara mendalam.

Security seperti ini hampir selalu jauh lebih unggul dari apa yang digunakan di enterprise, departemen pemerintah, dan bahkan banyak bank .

Indonesian Cloud sendiri mengandalkan perangkat keamanan seperti Radware, Checkpoint, dan TrendMicro. Perangkat ini diklaim menawarkan pelanggan tingkat security dan mengurangi secara dramatis kesempatan untuk dirusak.

"Jika sebelumnya terjadi ratusan, bahkan ribuan, upaya penyusupan per hari maka salah satu pelanggan yang telah menggunakan layanan kami, mengakui bahwa log server webnya telah menjadi bersih dan terhindar dari upaya penyusupan tersebut," ujar Neil Cresswell, Managing Director Indonesian Cloud, dalam keterangannya, Jumat (7/10/2013).

Indonesian Cloud menyadari bahwa banyak pelanggan masih ragu-ragu untuk memindahkan layanan mereka ke penyedia layanan cloud, juga manfaat besar dari layanan yang diberikan.

Untuk memberikan solusi yang 'low risk, high reward' Indonesian Cloud menciptakan layanan SecureDMZ. Layanan ini menawarkan pelanggan cara untuk melindungi sistem online, dengan menempatkan lapisan tambahan perlindungan antara mereka dan internet.

SecureDMZ bekerja dengan menempatkan server network redirector (gateway) di Indonesian Cloud, yang mencegat koneksi internet masuk, menyaringnya (filter), dan kemudian mengirimkan kembali ke server internet milik pelanggan.

Penyaringan ini diklaim dapat memastikan bahwa hanya trafik asli dan aman yang mencapai layanan internet pelanggan (web, email, dll) .

Source

No comments:

Post a Comment