Berita Hangat - Di era digital saat ini, security memiliki bentuk yang sangat berbeda dari apa yang orang banyak sering bayangkan. Security jauh lebih rumit dari sekadar, "di mana data kami secara fisik disimpan?' atau "siapa yang mengelola sistem kami?".
Saat ini ancaman terbesar terhadap security
bagi perusahaan berasal dari hacker yang berusaha untuk merusak
perangkat yang terhubung dengan internet. Tujuannya mencuri data
perusahaan yang berharga.
Keberhasilan melakukan eksploitasi
akan mengarah ke pencurian data atau sekedar menghilangkan kemampuan
perusahaan untuk berkomunikasi dengan pelanggan mereka secara online (denial of service atau defacing website).
Banyak
perusahaan percaya bahwa karena mereka memiliki dan mengelola sistem TI
sendiri, mereka merasa lebih aman dan lebih terlindungi daripada mereka
menggunakan layanan dari penyedia layanan cloud.
Namun menurut
Indonesian Cloud, kenyataan sebenarnya sangat berbeda. Security TI
tradisional didasarkan pada keyakinan bahwa staf internal dapat
dipercaya, dan bahwa firewall cukup untuk melindungi perusahaan dari
serangan eksternal, padahal itu mungkin kasus yang terjadi 5 tahun yang
lalu.
Sebagai penyedia layanan cloud, Indonesian Cloud sering ditanya, "bagaimana security dari Indonesian Cloud?" atau “bagaimana kami tahu data kami aman dengan Anda?".
Saat
ini serangan berbasis internet telah menjadi jauh lebih canggih, dan
dengan demikian membutuhkan mekanisme yang sangat canggih, dan dinamis,
untuk melawan mereka
Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat hampir setiap hari
Indonesia mendapat kurang lebih 1.225.000 serangan yang datang bukan
dari luar, tapi dari dalam Indonesia. Maka security yang handal menjadi
suatu keharusan di era digital ini.
Penyedia layanan cloud akan mengkonsolidasikan risiko dengan menempatkan banyak pelanggan di platform bersama.
Jadi untuk meniadakan risiko ini, banyak yang (tapi tidak semua) menerapkan berbagai tingkat batasan security, termasuk anti-denial of service (DDoS), pencegahan 'crack server',
deteksi/pencegahan penyusupan, dan firewall canggih dengan aplikasi
yang secara sadar melakukan paket pemeriksaan secara mendalam.
Security
seperti ini hampir selalu jauh lebih unggul dari apa yang digunakan di
enterprise, departemen pemerintah, dan bahkan banyak bank .
Indonesian
Cloud sendiri mengandalkan perangkat keamanan seperti Radware,
Checkpoint, dan TrendMicro. Perangkat ini diklaim menawarkan pelanggan
tingkat security dan mengurangi secara dramatis kesempatan untuk
dirusak.
"Jika sebelumnya terjadi ratusan, bahkan ribuan, upaya
penyusupan per hari maka salah satu pelanggan yang telah menggunakan
layanan kami, mengakui bahwa log server webnya telah menjadi bersih dan
terhindar dari upaya penyusupan tersebut," ujar Neil Cresswell, Managing
Director Indonesian Cloud, dalam keterangannya, Jumat (7/10/2013).
Indonesian Cloud menyadari bahwa banyak pelanggan masih ragu-ragu untuk
memindahkan layanan mereka ke penyedia layanan cloud, juga manfaat besar
dari layanan yang diberikan.
Untuk memberikan solusi yang 'low risk, high reward'
Indonesian Cloud menciptakan layanan SecureDMZ. Layanan ini menawarkan
pelanggan cara untuk melindungi sistem online, dengan menempatkan
lapisan tambahan perlindungan antara mereka dan internet.
SecureDMZ
bekerja dengan menempatkan server network redirector (gateway) di
Indonesian Cloud, yang mencegat koneksi internet masuk, menyaringnya
(filter), dan kemudian mengirimkan kembali ke server internet milik
pelanggan.
Penyaringan ini diklaim dapat memastikan bahwa hanya
trafik asli dan aman yang mencapai layanan internet pelanggan (web,
email, dll) .
Source
No comments:
Post a Comment