Kepada NYMag.com, Alex mengatakan alasannya mengikuti “Virgins Wanted” adalah demi menghilangkan kegugupannya dalam berinteraksi sosial. Alex mengaku gangguan bersosialisasi yang dia derita sangatlah parah sehingga menghalanginya mendapat pendidikan di sekolah umum. Karenanya, dengan mempublikasikan diri melalui serial dokumenter, betapapun kontroversial, Alex berharap kegugupannya dalam bersosialisasi bisa berkurang.
“Ide melelang keperawanan mungkin terdengar aneh dan sangat kontroversial, tapi bukan itu tujuan saya sebenarnya,” kata Alex, seperti dilansir Huffington Post. “Saya berkonsentrasi lebih banyak kepada cara mengatasi kegugupan saya dalam bersosialisasi,” tambah pria berdarah Rusia-Australia tersebut.
Namun demikian, bagi Alex, melelang keperawanan, ternyata merupakan hal yang sangat berat. “Beberapa kali saya terpikir untuk mengundurkan diri,” akunya.
Kontroversial atau tidak, keperawanan kini dianggap sebagai hal langka. Karenanya, wajar bila “Virgins Wanted” menjadi sensasi media sejak diumumkan pertama kali tahun 2010. Alex bukanlah partisipan tunggal yang “dilelang”. Sebelumnya, gadis asal Brazil, Catarina Migliorini, berhasil melelang keperawanannya dengan harga fantastis yakni sebesar USD780 ribu atau Rp8,8 miliar kepada miliarder asal Jepang, Natsu.
Produser Virgins Wanted Justin Sisely mengatakan reality show bergaya dokumenter besutannya memang mengundang banyak pro dan kontra, tapi toh, proyek tersebut legal dan sudah berlangsung selama tiga tahun. Serial dokumenter tersebut akan ditayangkan untuk pertama kali di MIPCOM, sebuah entertainment trade fair di Cannes, Prancis, dengan harapan mendapat banyak peminat untuk membeli hak siar. Di Australia, “Virgins Wanted” akan tayang tahun depan.
Source
No comments:
Post a Comment