Berita Hangat - Mengonsumsi minuman diet soda sekilas terlihat aman-aman saja buat
kesehatan. Minuman ini dapat menghemat asupan sekitar 140 kalori
dibandingkan jenis soft drink lainnya.
Minuman diet soda
juga dapat memenuhi hasrat akan sesuatu yang manis dengan nilai kalori
minim. Hal ini dimungkinkan karena diet soda menggunakan pemanis buatan,
seperti aspartam, sakarin, dan sucralose.
Walau begitu, ternyata minuman diet soda menyimpan banyak bahaya lain. Berikut alasan tak lagi mengonsumsi minuman diet soda.
1. Membingungkan tubuh
Pemanis
buatan memiliki rasa lebih tajam dibanding gula asli. Mengonsumsi diet
soda berulang menumpulkan indera perasa sehingga tidak mampu merasakan
manis alami seperti pada buah.
Gula palsu ternyata memiliki efek
sama bahayanya seperti gula asli. "Pemanis buatan merangsang insulin
sehingga meningkatkan timbunan lemak yang mengakibatkan penambahan berat
badan," kata penulis The Sugar Detox, Dr Brooke Alpert.
2. Meningkatkan berat badan
Minuman
diet soda memang bisa dikatakan bebas kalori, tetapi bukan berarti
mampu menurunkan berat badan. Riset dari University of Texas selama
sekitar satu dekade menemukan, diet soda berisiko 70 persen lebih besar
meningkatkan lingkar pinggang. Risiko 500 persen lebih besar diperoleh
orang yang mengonsumsi lebih dari 1-2 minuman bersoda sehari.
Hal
ini bisa disebabkan pemanis buatan yang membingungkan tubuh. Namun,
menurut pakar diet asal Minnesota, Cassie Bjork, penyebab terbesar
adalah faktor psikologi. Ketika tubuh tidak mengonsumsi kalori,
seseorang bisa lebih mudah menghabiskan dua burger keju atau lebih dari
satu potong pizza. Padahal, keduanya merupakan jenis makanan berkalori
tinggi.
3. Meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2
Menurut
penelitian yang dilakukan University of Minnesota, mengkonsumsi satu
diet soda meningkatkan risiko sindrom metabolik sebesar 36 persen.
Sindrom metabolik dijelaskan sebagai sekelompok kondisi yang terdiri
atas hipertensi, peningkatkan kadar glukosa, panambahan kolesterol, dan
bertambah besarnya lingkar pinggang. Bjork mengatakan, orang dengan
sindrom ini berisiko tinggi terkena jantung, stroke, dan diabetes.
4. Tak memiliki kandungan nutrisi
Mengonsumsi
diet soda memang tidak memasukkan kalori dalam tubuh, tetapi minuman
ini juga tidak memberi manfaat. Bjork mengatakan, minuman tanpa kalori
terbaik tetap air putih.
"Air penting untuk berbagai proses dalam tubuh. Menggantikan air dengan diet soda adalah ide buruk," kata Bjork.
5. Pemanis buatan meningkatkan risiko sakit kepala
Studi
terbaru pada aspartam membuktikan, pemanis ini dapat memicu sakit
kepala pada beberapa orang. "Saya memiliki beberapa pasien yang
menderita migrain dan menunjuk diet soda sebagai penyebabnya," kata
Bjork.
6. Merusak senyum
Berdasar riset yang dipublikasikan dalam jurnal General Dentistry,
mengonsumsi minuman soda berlebih akan menambah faktor perusak gigi.
Riset ini meneliti gigi pengguna kokain, metamfetamin, dan diet soda.
Hasilnya,
gigi ketiganya memiliki tingkat erosi yang sama. Faktor risiko dalam
diet soda adalah asam sitrat, yang melemahkan dan merusak lapisan enamel
tiap kali mengonsumsi.
7. Menyebabkan "cocktail" lebih berbahaya
Minuman diet soda kerap kali dijadikan campuran dalam cocktail. Menurut riset dari Northern Kentucky University, menggunakan diet soda sebagai campuran cocktail lebih berbahaya dibanding minuman dengan gula tinggi.
Riset membuktikan, cocktail
yang dicampur diet soda memiliki kandungan alkohol lebih tinggi.
Akibatnya, konsumen menjadi lebih cepat mabuk. Menurut peneliti, hal ini
disebabkan darah lebih mudah menyerap pemanis buatan dibanding pemanis
asli.
8. Lebih mudah mengalami depresi
Dalam
riset yang dipresentasikan dalam forum American Academy of Neurology,
seseorang yang mengonsumsi diet soda lebih mudah mengalami depresi.
Orang yang rutin mengonsumsi 1-4 kaleng soda sehari selama 10 tahun
berisiko 30 persen lebih besar menderita depresi.
Periset menambahkan, risiko paling besar diderita seseorang yang kerap mengonsumsi diet soda dan fruit punches. Walaupun tidak menyediakan sebab dan akibat, hasil riset ini patut dijadikan pertimbangan.
9. Buruk untuk tulang
Wanita
yang berusia di atas dari 60 tahun berisiko lebih besar menderita
osteoporosis dibanding pria. Peneliti dari Tufts University menemukan,
mengonsumsi diet soda bisa meningkatkan faktor risiko.
Dalam
riset tersebut, wanita yang gemar mengonsumsi minuman soda memiliki
kepadatan mineral tulang 4 persen lebih rendah pada pinggulnya. Riset
ini melengkapi studi yang dilakukan pada 2006 dan dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition. Dalam riset tersebut, semua minuman soda, tidak hanya diet soda, berpotensi menurunkan kepadatan mineral tulang pada wanita.
10. Risiko sakit jantung
Hanya
mengonsumsi satu diet soda sehari bisa meningkatkan risiko gangguan
pembuluh darah. Gangguan meliputi kematian pembuluh, stroke, atau
serangan jantung. Hal ini didasarkan atas riset dari University of Miami
and Columbia University.
Dalam riset ini, 43 persen responden
konsumen diet soda memiliki kecenderungan lebih besar menderita gangguan
pembuluh darah. Hal serupa tidak ditemukan pada konsumen minuman soda
regular. Kendati begitu, hasil ini masih membutuhkan riset lebih lanjut
untuk menarik kesimpulan efek diet soda pada kesehatan.
Source
No comments:
Post a Comment