Friday 20 December 2013

Ekspresi Kurnia meiga setelah menepis tendangan pemain malaysia

Info Berita Terhangat — Kepercayaan tim ”Garuda Muda” terdongkrak setelah tepisan kapten Kurnia Meiga menggagalkan dua penendang penalti pertama Malaysia. Dua tepisan yang disempurnakan algojo terakhir Ferinando Pahabol itu membawa Indonesia ke final SEA Games Myanmar 2013, menantang Thailand di Naypyidaw, Sabtu (21/12/2013).

Indonesia mengalahkan Malaysia dalam adu penalti dengan skor 4-3, setelah bermain 1-1 selama 120 menit. Adapun Thailand menundukkan Singapura 1-0. Lolosnya Indonesia dan Thailand disambut sorak-sorai puluhan suporter masing-masing tim di Stadion Zeyar Thiri, Naypyidaw, Kamis (19/12/2013) malam.

Indonesia unggul lebih dulu melalui sontekan Bayu Gatra pada menit ke-31. Namun, lima menit menjelang waktu normal berakhir, Malaysia menyamakan skor melalui gelandang Thamil Arasu dari situasi tendangan sudut. Konsentrasi yang menurun pada akhir laga membuat tiket ke final untuk sementara melayang.

Adu penalti Indonesia versus Malaysia, Kamis, identik dengan final SEA Games 2011. Kala itu, Malaysia memenangi adu penalti dengan skor sama 4-3, setelah imbang 1-1 selama 120 menit.

Dua tahun lalu, dua algojo penalti Indonesia, Gunawan Dwi Cahyo dan Ferdinand Sinaga, gagal. Penendang Malaysia yang gagal ialah Ahmad Fakri Saarani. Kali ini, Malaysia yang kalah setelah bola tendangan Thamil Arasu dan Saad Shahrul ditepis kiper Kurnia Meiga. Di kubu Indonesia, hanya Manahati Lestusen yang gagal karena bola sepakannya melambung ke atas gawang.

Lolos ujian berat

Meiga tampil brilian dalam adu penalti. Pemain klub Arema Indonesia itu tampil percaya diri berkat tempaan di klub dan tim nasional senior. Mental Meiga mengalami ujian berat saat kemasukan 20 gol kala berhadapan dengan pemain-pemain kelas dunia yang membela tim nasional Belanda, Arsenal, Liverpool, dan Chelsea, awal tahun ini.

Pelatih tim nasional senior waktu itu, Jacksen F Tiago, mengakui Meiga sempat terpukul, tetapi mental dan kepercayaan dirinya cepat pulih. ”Saya percaya dia akan menjadi kiper yang lebih baik,” kata Jacksen.

Keyakinan pelatih asal Brasil itu terbukti, tepisan Meiga membawa Indonesia ke final untuk kedua kali setelah SEA Games 2011. Kejelian Meiga membaca arah bola sudah terlihat saat latihan adu penalti sehari sebelum melawan Malaysia. Kiper berusia 23 tahun itu sukses menepis bola yang meluncur keras dari tendangan Andik Vermansah, Alfin Tuasalamony, dan Syaifuddin.

”Persiapan kami lebih baik tahun ini. Kami sering berlatih (mengantisipasi tendangan penalti),” ujar Meiga,  Agung Setyahadi, di Naypyidaw, Myanmar.

”Kami juga mendapat situasi bagus saat menjalani adu penalti (melawan Turki) di Islamic Solidarity Games. Situasi itu sangat membantu para pemain percaya diri,” ujar pelatih tim Indonesia U-23 Rahmad Darmawan.

Situasi itu, lanjut Rahmad, membuat perbedaan sangat besar dengan final SEA Games 2011. Dua tahun lalu, beberapa pemain menolak saat ditunjuk sebagai eksekutor. ”Kali ini, justru para pemain yang meminta supaya menjadi penendang penalti,” ungkap Rahmad.

Setelah semifinal ini, ”Garuda Muda” akan menjalani program pemulihan fisik. Dua tahun lalu, salah satu penyebab Indonesia kalah di final adalah pemulihan fisik yang kurang bagus setelah melawan Vietnam. Para pemain kelelahan dan sulit tampil maksimal. Kali ini, tim sudah memiliki sistem pemulihan kebugaran melalui terapi air dingin yang efektif memulihkan kebugaran dan mencegah cedera.

Pelatih tim Malaysia U-23 Ong Kim Swee juga mengakui kekalahan timnya dari Indonesia karena pemain masih lelah setelah melawan Vietnam di laga terakhir Grup A, Rabu lalu.

No comments:

Post a Comment