Info Berita Terhangat, Waspadai sengatan listrik selagi banjir melanda - Saat terpapar air dan aliran listrik,
seseorang bisa dengan mudah tersengat listrik hingga meninggal. Air
memang penghantar listrik yang baik, begitu pula tubuh manusia.
Terkait banjir yang melanda Jakarta dua hari ini,
Country President PT Schneider Electric Indonesia, Riyanto Mashan,
kembali mengingatkan tragedi banjir besar di Thailand tahun lalu. Ia
bukan mengkhawatirkan banjirnya, tapi sengatan listrik yang membahayakan
nyawa.
"Saat banjir besar di Thailand itu, ada di satu kampung
lima ratus orang tewas tersengat listrik karena listrik di kampung itu
belum dimatikan oleh petugas PLN-nya. Itulah bahaya listrik yang
sebenarnya," ujar Riyanto mengingatkan.
Seperti diberitakan , PT PLN Ditribusi Jakarta Raya (Disjaya) dan Tangerang terpaksa mematikan sejumlah gardu listrik. Hal itu untuk mengamankan seluruh pelanggan di kawasan yang terkena banjir.
"PLN
berusaha mengamankan pelanggan dengan memadamkan aliran listrik. Hal
tersebut dilaksanakan demi keselamatan pelanggan itu sendiri," kata
Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PT PLN (Persero) Disjaya
Roxy Swagerino kepada wartawan, di Jakarta, Senin (13/1/2014).
Sampai pukul 07.00, sekitar 130 gardu telah dipadamkan di wilayah
Jakarta dan Tangerang antara lain, di area Menteng, Jatinegara, Pondok
Gede, Kramatjati, Pondok Kopi, Bulungan, Lenteng Agung, Bintaro, Kebon
Jeruk, Cikokol, dan Cengkareng.
Memutus aliran listrikDi
Indonesia, datangnya musim hujan kerap diasosiasikan dengan datangnya
musim bencana. Debit air yang begitu besar tidak diimbangi dengan
tindakan pencegahan memadai. Hasilnya, banjir dan longsor pun terjadi.
Tidak
berhenti sampai di situ. Banjir misalnya, juga kerap membawa berbagai
bahaya lainnya, salah satunya bahaya tersengat listrik.
Untuk
itulah, Riyanto mengatakan, sebenarnya potensi bahaya tersebut bisa
diantisipasi sejak jauh hari. Langkah harus dilakukan adalah memastikan
aliran listrik sudah padam ketika listrik berpotensi melakukan kontak
dengan konduktor, terutama tubuh manusia.
"Agar tidak terkena kontak langsung dengan manusia, itu tujuannya," kata Riyanto.
Namun,
lanjut Riyanto, ada cara lain lebih efektif, yaitu memasang proteksi
ELCB di setiap rumah. ELCB ini akan mendampingi MCB.
"Pemasangan ELCB sangat dianjurkan, khususnya di lokasi-lokasi lembab," tuturnya.
Berbeda
dengan MCB atau Miniature Circuit Breaker yang berfungsi mencegah arus
pendek, ELCB atau Earth Leakage Circuit Breaker berfungsi mengamankan
manusia dari "arus bocor" atau kebocoran arus. Dengan mudahnya, ELCB
akan memberikan pengaman agar manusia tidak tersetrum hingga tewas.
"Listrik
bisa dikatakan bocor jika ada yang menghantarkannya keluar dari
jaringan. Pertama, bisa lewat kontak langsung dengan manusia. Kedua,
karena ada penghantar lain, seperti air," kata Riyanto.
Ketiga,
lanjut dia, karena ada kerusakan pada sistem perlistrikan. Misalnya,
lanjut Riyanto, ada robekan atau gigitan tikus pada kabel.
"ELCB akan secara otomatis memutuskan hubungan listrik ketika menyengat manusia pada arus 30mA," papar Riyanto.
Riyanto
mengatakan, pada arus berkekuatan 30mA, manusia yang terekspos tegangan
ini memang akan sesak napas. Namun, hal itu tidak akan menyebabkan
kematian. Sementara, pada arus 1A, jantung manusia dapat berhenti
berdetak.
"Di sinilah peran ELCB. Alat ini secara otomatis mampu
memutus aliran listrik jika terkena manusia pada arus berkekuatan 30mA.
Manusia tidak akan meninggal. Jadi, Anda tidak perlu lagi khawatir di
kala banjir," kata Riyanto.
Untuk pemasangannya, lanjut Riyanto,
Anda bisa meminta ahli listrik memasang ELCB, meski bukan rumah baru.
Namun, kemungkinan besar Anda akan menghadapi masalah dalam proses
pemasangannya.
"Jika berkali-kali listrik 'turun' dalam proses
pengecekan saat pemasangan ELCB, kemungkinan besar sistem listrik
eksisting di rumah Anda bermasalah. Mungkin, kabel Anda sudah tidak lagi
dalam kondisi prima," ujarnya.
No comments:
Post a Comment