Info Berita Terhangat, Sebatik, Wilayah Indonesia yang 'dijajah' Malaysia — Hampir seluruh kebutuhan pokok
warga perbatasan di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara,
bergantung pada pasokan dari Malaysia. Faktor dekatnya wilayah serta
mudahnya mendapatkan produk negeri jiran di Pulau Sebatik ini membuat
warga perbatasan terjajah secara ekonomi.
Koordinator Wahana
Pemekaran Kota Sebatik Kamal Soeryanto mengatakan, keterjajahan dari
sisi perekonomian menjadi salah satu indikasi untuk melakukan percepatan
pemekaran Kecamatan Sebatik menjadi kota.
"Kita sekarang dalam
posisi dijajah dalam bentuk ekonomi, budaya, dan sebagainya. Ini menjadi
alasan bagi kita bahwa Sebatik itu pantas untuk dimekarkan karena
posisinya posisi perbatasan, posisi pulau terluar yang kontak fisiknya,
kemudian hubungan emosionalnya, selalu berkomunikasi dengan Malaysia,"
kata Kamal.
"Dan menjadi persoalan yang paling fatal dengan
tertutupnya akses ke Tawau. Ini memburuk dan makin memperparah
perekonomian di wilayah perbatasan," ujar dia.
Dilarang
Setahun
lebih, masyarakat Sebatik kesulitan berkunjung ke Tawau Malaysia untuk
memenuhi kebutuhan pokok mereka. Hal ini terkait larangan bagi alat
transportasi warga Sebatik merapat di Pelabuhan Tawau. Alasannya, sarana
transportasi yang digunakan tidak memenuhi standar keamanan
internasional.
Dengan menggunakan speed boat warga
Sebatik hanya membutuhkan waktu 15 menit menuju Tawau Malaysia. Namun,
mereka harus mengarungi perairan internasional untuk menjangkau lokasi
itu.
Larangan tersebut membuat warga Sebatik lebih memilih jalur
ilegal menuju Tawau demi berbelanja kebutuhan pokok. Mereka tetap tidak
memilih Nunukan. "Kita tidak bisa berbuat apa-apa kalau kita masih
berstatus kecamatan," ujar Kamal.
Hal lain yang juga terjadi
adalah saat transaksi jual beli hasil perkebunan maupun hasil perikanan
warga. Masyarakat Sebatik tidak memiliki pilihan lain saat pedagang di
Tawau menghargai hasil perkebunan mereka lebih rendah dari harga
umumnya.
"Ini mau tidak mau karena kita yang butuh. Wilayah
perbatasan itu siapa yang memengaruhi dan dipengaruhi. Dan warga Sebatik
masih dipengaruhi," ujar Kamal lagi.
Kesehatan
Dalam
hal kebutuhan layanan kesehatan, warga Sebatik juga harus bergantung
pada Malaysia. Hal ini karena masih minimnya fasilitas kesehatan di
Sebatik. "Dengan pemekaran, mudah-mudahan ada rumah sakit yang tadinya
hanya puskesmas. Sampai sekarang tidak dinafikan lagi, kalau kita sakit
ya dirujuk ke Tawau. Sementara perlakuan orang yang ada di Tawau sangat
berbeda antara warga setempat dengan kita," imbuh Kamal.
Saat
ini usulan pemekaran Sebatik menjadi daerah otonom baru sudah sampai
pada pembentukan rancangan undang-undang. "Dari 91 DOB yang akan
dimekarkan dan sudah terbentuk RUU-nya, hanya enam yang akan diketok
pada masa sidang pertama untuk menyesuaikan kemampuan anggaran pusat.
Mudah-mudahan Sebatik masuk dalam enam itu," kata Kamal.
Pemekaran
Sebatik akan berdampak banyak terhadap kehidupan warga perbatasan.
Kamal yakin permasalahan yang dihadapi warga perbatasan seperti
permasalahan larangan speed boat warga Sebatik ke Tawau maupun
permasalahan ketergantungan warga Sebatik terhadap kebutuhan pokok dan
layanan kesehatan akan lebih cepat tertangani jika Sebatik berstatus
kota.
No comments:
Post a Comment