Tuesday, 10 December 2013

Waduk Jatigede diairi akhir desember 2014

Info Berita Terhangat - Menko Perekonomian Hatta Rajasa meminta pengairan Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang,  Jawa Barat,  yang selama ini telah tertunda akibat kendala pembebasan lahan,  dilakukan paling lambat akhir 2014.  

"Akhir tahun 2014 harus digenangi,  dan sampai akhir tahun kita harapkan masalah sosial sudah selesai," katanya. 
Hatta mengatakan,  pembangunan waduk terbesar kedua di Indonesia tersebut,  masih terkendala masalah ganti rugi lahan dan masalah sosial terkait relokasi penduduk,  sehingga menunda masa pengairan waduk hingga bertahun-tahun.  

Untuk itu,  ia meminta seluruh pihak yang terlibat dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan tim verifikasi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) segera melaksanakan pembangunan proyek infrastruktur tersebut.  "Karena ini juga menyangkut dana APBN,  untuk menyelesaikan itu yang cukup besar,  totalnya sekitar Rp 700 miliar.  Makanya kita meminta untuk mencarikan solusi," kata Hatta.
  
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengharapkan proses pengairan waduk dapat dilakukan paling cepat pada 1 September 2014,  setelah tim Samsat tersebut menyelesaikan tugasnya dalam hal pemberian ganti rugi maupun advokasi lainnya.  "Kalau diproses dengan catatan Perpres keluar di Januari,  maka proses nanti baru bisa dilakukan pada 1 September untuk penggenangan.  Sebetulnya dari proses teknis ini 1 April,  tapi dengan adanya proses sosial,  baru bisa 1 September," katanya.  

Menurut rencana,  proyek pembangunan waduk yang proses pembebasan lahannya baru selesai sebanyak 90% ini,  akan menggenangi wilayah seluas 4.973 hektar,  yang nantinya mencakup 12 desa di empat kecamatan.
  

Pembangunan Waduk Jatigede selain menggunakan APBN,  juga mendapat dukungan dari loan Bank Exim China sebesar US$ 144,067 juta dan kehadiran waduk ini akan akan berdampak positif bagi aspek ekonomi khususnya pertanian hingga 90 ribu hektar.
  

Proyek yang digagas sejak tahun 1960-an ini juga memiliki fungsi strategis antara lain untuk mencegah meluasnya lahan kritis di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk-Cisanggarung seluas 7.711 km persegi.
 

Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung membentang di dua provinsi yakni Jawa Barat meliputi Kabupaten Garut,  Sumedang,  Majalengka,  Cirebon,  Indramayu,  Kuningan serta Kota Cirebon dan provinsi Jawa Tengah di Kabupaten Brebes.
 

No comments:

Post a Comment