Info Berita Terhangat - Aksi penyadapan yang dilakukan National Security Agency (NSA) membuat
resah perusahaan teknologi. Delapan perusahaan teknologi besar, yang
diduga layanannya ikut disadap, melakukan kampanye menentang program
pengawasan dan menuntut reformasi dalam tubuh dinas intelijen Amerika
Serikat tersebut.
Delapan perusahaan tersebut adalah AOL, Apple,
Facebook, Google, LinkedIn, Microsoft, Twitter, dan Yahoo. Mereka
menandatangani surat terbuka yang ditujukan kepada Presiden AS, Barack
Obama dan Kongres, Senin (9/12/2013).
"Kami memahami bahwa
pemerintah memiliki kewajiban melindungi warga negara mereka. Tapi
informasi yang terungkap pada musim panas lalu menyoroti kebutuhan
mendesak untuk mereformasi praktik pengawasan pemerintah di seluruh
dunia," demikian penggalan isi surat tersebut yang dipublikasi dalam
iklan di media cetak di AS.
Surat terbuka itu juga dipublikasi dalam di situs web resmi bernama Reform Government Surveillance yang dibuat khusus untuk menguraikan sikap kelompok ini terhadap NSA dan pemerintah AS.
Ada lima hal penting yang disoroti kelompok ini dalam reformasi pengawasan di NSA, yaitu:
1. Membatasi otoritas pemerintah dalam mengumpulkan informasi pengguna;
2. Pengawasan dan akuntabilitas;
3. Transparansi permintaan pemerintah;
4. Menghormati kebebasan arus informasi;
5. Menghindari konflik di antara pemerintah.
Sebagian
perusahaan teknologi yang tergabung dalam kelompok ini, telah
menandatangani surat terbuka pada Oktober 2013 yang juga mengkritisi
cara kerja NSA.
Seperti diketahui, pada pertengahan 2013, seorang
mantan karyawan NSA, Edward Snowden, membocorkan data tentang aksi
mata-mata NSA terhadap beberapa negara dan perusahaan teknologi
informasi.
Dalam dokumen disebut bahwa NSA dapat mengakses
langsung data yang dimiliki Google, Facebook, Apple, dan perusahaan
internet AS lainnya. Perusahaan teknologi AS membantah telah memberi
akses kepada NSA.
Dalam surat terbuka, CEO Yahoo Marissa Mayer
mengatakan, "Sudah saatnya bagi pemerintah AS untuk bertindak
mengembalikan kepercayaan warga di seluruh dunia."
No comments:
Post a Comment