Info Berita Terhangat - Medio 2013, Dirut PT Pertamina Karen Agustiawan menyampaikan mimpinya
membangun gedung baru untuk markas Pertamina dan anak usahanya. Bukan
sekadar gedung biasa, Karen berambisi membangun gedung pencakar langit
tertinggi di Indonesia.
Pertamina bakal membangun gedung setinggi 555 meter di atas lahan
seluas 7 hektar. Markas baru Pertamina ini akan terdiri dari 99 lantai.
Karen sudah menyiapkan dana besar untuk membangun mimpinya itu.
Pembangunan tower ini diperkirakan menghabiskan dana USD 850 juta
atau sekitar Rp 8 triliun. Bos BUMN yang masuk daftar 10 wanita paling
berpengaruh di dunia versi Fortune ini juga turun tangan mengurus
perizinan. Agustus lalu, dia mendatangi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
untuk memastikan mendapat izin membangun gedung tertinggi.
"Jadi memang sudah dibahas lama antara Pemprov DKI dan Pertamina.
Tentunya ada beberapa persyaratan yang harus mendapatkan izin dari Bapak
Jokowi," kata Karen beberapa waktu lalu.
Sesuai rencana, Senin (9/12), Pertamina melakukan peletakan batu
pertama atau ground breaking pembangunan Pertamina Energy Tower di
kawasan bisnis Rasuna Epicentrum Kuningan, Jakarta. Selain pusat bisnis,
gedung ini juga menyediakan beberapa fasilitas. Semisal convention
hall, masjid, tempat olahraga, dan energy center. fungsi gedung ini akan
menjadi tempat bekerja seluruh karyawan Pertamina dan anak usahanya.
Untuk pembangunan awal, Pertamina menggelontorkan dana sekitar Rp 200
miliar. Dana itu diambil murni dari kas Pertamina. Proyek ini
ditargetkan rampung pada 2020.
1.Tertinggi ke tiga didunia
Pertamina sudah memulai pembangunan Pertamina Energy Tower. Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan, Pertamina Energy Tower akan menjadi salah satu menara tertinggi di dunia. Dia mengklaim, dengan ketinggian mencapai 555 meter, Pertamina Energy Tower akan menjadi menara tertinggi ketiga di dunia.
"Pertamina Energy Tower tidak hanya akan menjadi gedung tertinggi di
Indonesia, tapi tertinggi ketiga di dunia," ujar Ali usai peresmian
Pertamina Energy Tower Groundbreaking di Kawasan Rasuna Epicentrum
Kuningan, Jakarta, Senin (9/12).
Ali mengatakan, saat ini peringkat pertama menara tertinggi di dunia
dipegang Burj al Khalifa di Dubai, Uni Emirat Arab dengan ketinggian 829
meter. Peringkat kedua dipegang Abraj al Bait di Saudi Arabia dengan
ketinggian 601 meter.
Peringkat ketiga dipegang Taipei 101 di Taiwan dengan ketinggian 509
meter. Jika Pertamina Energy Tower selesai dibangun, Ali yakin, gedung
ini akan menggeser Taipei 101 dari posisi peringkat ketiga.
"Di 2020, Pertamina Energy Tower kan setinggi 555 meter, artinya akan
mengalahkan Taipei 101 sebagai gedung tertinggi ketiga di dunia,"
katanya.
2. Kalahkan Petronas
Pembangunan Pertamina Energy Tower ini diperkirakan menghabiskan dana
USD 850 juta atau sekitar Rp 8 triliun. Ditargetkan akan rampung pada
2020.
Jika membandingkan dengan Menara Petronas Malaysia, gedung bikinan
Pertamina ini bakal jauh tinggi. Petronas mempunyai ketinggian 452 meter
atau 1483 kaki dihitung sampai paling atas. Sementara gedung milik
Pertamina ini 555 meter.
Menara Petronas yang selesai dibangun pada 1998 itu hanya memiliki 88
lantai. Sedangkan Pertamina Energy Tower akan memiliki 99 lantai.
"Kita juga akan mengalahkan gedungnya Petronas di Malaysia," ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir.
3. Icon Baru Indonesia
Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan mengatakan, jika gedung ini
selesai dibangun, tidak hanya menjadi gedung tertinggi di Indonesia,
tapi juga menjadi ikon baru bagi Indonesia.
"Jika dulu Hotel Indonesia adalah ikon, 2020 saya berharap Pertamina
Energy Tower ini sebagai ikon baru Indonesia," ujar Karen dalam
Pertamina Energy Tower Groundbreaking di Kawasan Rasuna Epicentrum
Kuningan, Jakarta, Senin (9/12).
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pernah mengapresiasi rencana ini. Dia mengaku sangat mengapresiasi langkah Pertamina.
"Ya yang jelas kita seneng, itu nanti jadi icon-nya Jakarta, icon baru Jakarta," kata Jokowi.
4. Konsep Energy Terbarukan
Dirut Pertamina Karen Agustiawan mengatakan, gedung ini akan menjadi
gedung pertama yang sepenuhnya menggunakan konsep green energy. Konsep
itu diwujudkan dengan menggunakan instalasi energi baru terbarukan.
"Gedung ini harus mempunyai sifat sebagai icon energy di mana seluruh
aspek energi terbarukan diterapkan dalam gedung ini," ungkap Karen.
Dia menyatakan, hampir sebagian besar lahan tersebut akan digunakan untuk resapan air.
"55 persen lahan akan kami gunakan untuk resapan air hujan," ujar Karen.
Karen menerangkan, hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan visi hijau
yang menjadi slogan Pertamina. Tak hanya itu, gedung ini juga akan
menggunakan teknologi yang lebih memprioritaskan pada penggunaan energi
baru dan terbarukan.
5. Kontraktor Gedung Tertinggi Didunia
Direktur Umum Pertamina Budi Luhur Djatmiko menegaskan,
pembangunan gedung ini melibatkan beberapa kontraktor baik dalam maupun
luar negeri yang telah berpengalaman.
Budi menjelaskan, beberapa kontraktor luar negeri yang dilibatkan
adalah Skidmore Owings Merrill sebagai konsultan utama dan Turner
International sebagai konsultan project management.
"Keduanya terlibat dalam penggarapan proyek fenomenal gedung
tertinggi di dunia, Burj al Khalifa, Dubai, Uni Emirat Arab," jelasnya.
Sementara untuk kontraktor dalam negeri, Budi menjelaskan, proyek ini
melibatkan PT Airmas Asri sebagai konsultan arsitek dan PT Wiratman and
Associates sebagai konsultan struktur. "Selain itu, KSO PT Pembangunan
Perumahan (PP) dan PT Hutama Karya akan terlibat sebagai pelaksana
proyek Central Energy Park," ucapnya.
No comments:
Post a Comment