Info Berita Terhangat - Pemimpin perjuangan anti-apartheid Nelson Mandela wafat hari ini di
rumahnya di Kota Johannesburg, Afrika Selatan. Dia mengembuskan napas
terakhir dalam usia 95 tahun.
Ada cerita menarik soal tokoh yang berbaju batik ini dengan Presiden Soekarno dan Indonesia. Mandela terpukau mendengar pidato Soekarno yang disiarkan ke seluruh dunia saat Konferensi Asia Afrika tahun 1955 di Bandung.
"...
Tidak ada rakyat yang merasa dirinya merdeka, selama masih ada bagian
dari pada tanah airnya belum bebas. Seperti perdamaian, kemerdekaan pun
tidak dapat dibagi-bagi. Tidaklah ada hal yang dapat dinamakan setengah
merdeka, seperti juga tidak ada hal yang dapat disebut setengah hidup.
Orang
sering mengatakan kepada kita, bahwa kolonialisme sudah mati. Janganlah
kita mau tertipu, atau terninabobokan olehnya! Saya berkata kepada
tuan-tuan, kolonialisme belum mati. Bagaimana kita dapat mengatakan ia
telah mati, selama daerah-daerah yang luas di Asia dan Afrika belum lagi
merdeka?" teriak Soekarno di depan ratusan perwakilan bangsa-bangsa Asia dan Afrika.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Sidarto Danusubroto, mantan ajudan Soekarno, menuturkan bagaimana Soekarno dan Mandela memiliki banyak kesamaan. Terutama melawan kolonialisme dan diskriminasi atas kulit berwarna.
"Saya ingat bagaimana waktu Konferensi Asia Afrika (KTT) di Bandung, dimana Nelson Mandela sangat terbakar oleh isi pidato Bung Karno yang berusaha menggalang anti inperialisme dan perjuangan untuk kemerdekaan dan HAM," kenang Sidarto.
Apa yang dilakukan Soekarno
dan para tokoh dunia itulah yang membuat Mandela makin semangat
memperjuangkan kemerdekaan dan politik aparteheid yang menindas kulit
hitam puluhan tahun. Dia berkali-kali dipenjara pemerintah kolonial
Inggris atas tuduhan kekerasan dan terorisme.
Mandela bersama
Presiden De Klerk pada 1993 menerima Nobel Perdamaian atas jasa mereka
menghapus politik aparteheid. Setahun kemudian, dia terpilih sebagai
presiden kulit hitam perdana di negaranya dan mengakhiri masa jabatannya
pada 1999.
No comments:
Post a Comment