"Embusan disertai gemuruh terjadi sekitar pukul 04.50-06.00 WIB. Tingginya 2.000 meter," jelas Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Embusan asap tebal itu dipicu gempa tektonik lokal di bawah Gunung Merapi. Menurut Sutopo, kejadian ini mirip dengan embusan pada 22 Juli 2013 yang terjadi tiba-tiba di pagi hari. "Embusannya tadi padi lebih besar dari sebelumnya. Jenisnya freatik," jelas Sutopo.
Sutopo menjelaskan, letusan freatik merupakan embusan atau letusan yang berasal dari dalam lapisan litosfer akibat meningkatnya tekanan uap air. Mekanisme letusan freatik terjadi bila air hujan jatuh ke permukaan tanah dan bersentuhan dengan magma atau tubuh batuan panas lainnya.
Air yang menjadi panas itu akan membentuk akumulasi uap bertekanan tinggi. Tekanan yang terus bertambah akan menghancurkan lapisan penutupnya dan terjadilah embusan. Saat ini status Merapi masih Normal aktif (level 1).
Sutopo memuji kesiapan masyarakat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah di sekitar Gunung Merapi, yaitu di Boyolali, Klaten, Sleman, dan Magelang. "Kondisinya sudah normal kembali," kata Sutopo.
No comments:
Post a Comment