Menteri Perindustrian MS Hidayat maklum Indonesia masih bergantung pada impor komoditas semen dalam membangun infrastruktur. Menurut Hidayat, impor semen dilakukan karena produksi industri dalam negeri belum mampu mengimbangi permintaan.
"Kecepatan demandnya lebih tinggi dari tingkat suplainya. Tetapi sebetulnya kalau untuk menutupi sementara tidak apa-apa (impor)," ucap Hidayat di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis (28/11).
Menurut Hidayat, impor semen merupakan satu strategi negara untuk mencukupi kebutuhan pembangunan. Namun demikian, Hidayat belum mengetahui pasti berapa besar Indonesia mengimpor semen. Hidayat mengaku akan segera menemui Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menindaklanjuti masalah ini.
"Walaupun demikian sekarang kita kan juga eksportir. Nanti saya tanya data ekspor dan impor kita. Saya cek lagi besok dan saya akan minta ke Gita (Gita Wirjawan)," jelasnya.
Walaupun Indonesia melakukan impor semen, ini diyakini tidak akan berdampak pada investasi industri yang akan membangun pabrik semen di Indonesia. Menurut Hidayat, membangun pabrik semen membutuhkan waktu yang cukup lama dan untuk sementara kebutuhan semen ditutupi dari impor.
"Untuk investasi prosesnya itu bisa 2 tahun. Terutama izin lingkungan hidup cukup panjang setelah mendapatkan konversi kapurnya. Saya kira di Papua pun izin untuk industri semen dari China sudah diizinkan. Setelah Kalimantan," tutupnya.
No comments:
Post a Comment