Friday, 15 November 2013

Kenaikan Harga Minyak Gagal, Defisit perdagangan capai USD 6,26

Berita Hangat - Menteri Keuangan Chatib Basri menilai secara riil konsumsi bahan bakar minyak (BBM) menurun berkat kebijakan kenaikan harga jual. Akhir tahun nanti, kuota BBM subsidi hanya mencapai 47 juta kiloliter, lebih rendah dari batas maksimal 48 juta yang ditetapkan pemerintah.
Bila kemudian impor produk minyak dan gas masih tinggi, Chatib kembali menyebutkan adanya kilang yang mengalami perbaikan, khususnya di Balongan. Dampaknya, sebagian pasokan BBM berupa produk jadi dari luar negeri, karena kilang di dalam negeri tidak memadai untuk mengolah minyak mentah.
"Impor migas masih tinggi penyebabnya itu minyak mentah. Porsi kita paling besar itu hasil minyak, lebih dari 60 persen," ujar Chatib di kantornya, Jakarta, Jumat (15/11).
Hingga Oktober lalu, kuota BBM subsidi yang diminta oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) baru mencapai 33 juta kiloliter. Itu sebabnya, meski ada masalah di kilang sehingga impor minyak jadi meningkat, buat menkeu kebijakan kenaikan harga Juli lalu sudah tepat.
"ESDM biasanya sudah minta tambahan kuota. Tahun ini, mudah-mudahan tidak ada permintaan tambahan volume artinya konsumsi BBM tidak naik. Kalau dibilang kebijakan ini enggak efektif, nggak akan ada kebijakan kenaikan BBM," cetusnya.
Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan defisit akibat migas pada triwulan III 2013 mencapai USD 9,74 miliar. Imbasnya, defisit perdagangan mencapai USD 6,26 miliar dalam periode tersebut.

No comments:

Post a Comment