Berita Hangat – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta
mempertimbangkan untuk segera merealisasikan pembangunan enam ruas tol
dalam kota. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahaja Purnama saat berada di rumah dinas Gubernur di Taman Suropati 7,
Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2013).
Pembangunan enam ruas tol dalam kota diyakininya dapat mengurai
kemacetan Ibu Kota. “Termasuk enam ruas tol, kita pikirkan untuk segera
dibangun. Nanti ada jalur busnya, bisa mengurai semua kemacetan,” kata
Basuki.
Menurut dia, untuk mengurai kemacetan Ibu Kota yang sudah berpuluh
tahun tak kunjung usai ada baiknya untuk melakukan kebijakan yang ada
“pengorbanannya” terlebih dahulu. Namun, hasil dari kebijakan itu dapat
dinikmati dalam jangka panjang.
Basuki mengakui enggan melaksanakan kebijakan yang banyak ditentang
rakyat. Sebab, tahun 2013 ini merupakan tahun politik. Kebijakan seperti
sterilisasi jalur transjakarta maupun pembangunan jalan tol harus
segera dilaksanakan tanpa memikirkan konsekuensi politik yang ada.
“Ya, mungkin warga akan marah karena tambah macet, tapi setelah itu
mungkin akan lebih senang lagi. Sekarang kita enggak usah berpikir
politiklah, berpikir profesional saja,” kata Basuki.
Rencana awal, Pemprov DKI baru akan membangun dua ruas tol dalam
kota, yakni Sunter-Semanan dan Sunter-Pulo Gebang. Dua tol itu
dibutuhkan untuk akses keluar masuk truk dan kontainer barang ke
pelabuhan. Sementara empat ruas tol lainnya rencananya akan diubah
menjadi jalan non-tol dan tidak berbayar.
Pihak investor swasta, PT Jakarta Tollroad Development, yang
mengajukan konsep enam ruas tol dalam kota kepada Pemprov DKI, akan
segera mengerjakan dua tol dalam kota, Sunter-Semanan dan Sunter-Pulo
Gebang.
Sementara itu, untuk empat ruas tol lainnya, kata Basuki, akan
dikerjakan Pemprov DKI Jakarta sendiri. “Pak Gubernur sih maunya kita
ambil saja, dan kerjakan pakai APBD 2014, kan kita targetkan Rp 67
triliun,” kata Basuki.
Pembangunan megaproyek senilai Rp 42 triliun itu pun telah masuk ke
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2013-2017. Tak
sedikit yang mengecam pembangunan enam ruas tol dalam kota karena
ditengarai akan merusak tata kota Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo telah menggelar public hearing proyek
itu dengan mengundang Wakil Menteri PU Hermanto Dardak, para akademisi,
dan pengamat perkotaan. Saat berkampanye pada Pemilihan Gubernur
Jakarta, Jokowi menentang keras pembangunan enam ruas tol tersebut.
Megaproyek yang telah digagas sejak masa kepemimpinan mantan Gubernur
DKI Sutiyoso dibagi dalam empat tahap yang rencananya selesai pada
2022. Pada tahap pertama, akan dibangun ruas Semanan-Sunter sepanjang
20,23 kilometer dengan nilai investasi Rp 9,76 triliun dan Koridor
Sunter-Pulo Gebang sepanjang 9,44 kilometer senilai Rp 7,37 triliun.
Pada tahap kedua, dilakukan pembangunan ruas Tol Duri Pulo-Kampung
Melayu sepanjang 12,65 kilometer dengan nilai investasi Rp 5,96 triliun
dan Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,60 kilometer senilai Rp 6,95
triliun.
Tahap ketiga meliputi pembangunan ruas tol koridor Ulujami-Tanah
Abang dengan panjang 8,70 kilometer dan nilai investasi Rp 4,25 triliun.
Pada tahap terakhir, akan dibangun ruas tol Pasar Minggu-Casablanca
sepanjang 9,15 kilometer dengan investasi Rp 5,71 triliun.
Total panjang ruas enam tol dalam kota adalah sepanjang 69,77
kilometer. Jika sudah selesai, keenam ruas tol itu akan menjadi satu
dengan tol lingkar luar milik PT JTD, tetapi tarifnya akan terpisah dari
tol lingkar luar.
Source
No comments:
Post a Comment