Saturday, 9 November 2013

6 Proyek tol pemerintah untuk mengurai kemacetan

Berita Hangat – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mempertimbangkan untuk segera merealisasikan pembangunan enam ruas tol dalam kota. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat berada di rumah dinas Gubernur di Taman Suropati 7, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2013).

Pembangunan enam ruas tol dalam kota diyakininya dapat mengurai kemacetan Ibu Kota. “Termasuk enam ruas tol, kita pikirkan untuk segera dibangun. Nanti ada jalur busnya, bisa mengurai semua kemacetan,” kata Basuki.

Menurut dia, untuk mengurai kemacetan Ibu Kota yang sudah berpuluh tahun tak kunjung usai ada baiknya untuk melakukan kebijakan yang ada “pengorbanannya” terlebih dahulu. Namun, hasil dari kebijakan itu dapat dinikmati dalam jangka panjang.

Basuki mengakui enggan melaksanakan kebijakan yang banyak ditentang rakyat. Sebab, tahun 2013 ini merupakan tahun politik. Kebijakan seperti sterilisasi jalur transjakarta maupun pembangunan jalan tol harus segera dilaksanakan tanpa memikirkan konsekuensi politik yang ada.

“Ya, mungkin warga akan marah karena tambah macet, tapi setelah itu mungkin akan lebih senang lagi. Sekarang kita enggak usah berpikir politiklah, berpikir profesional saja,” kata Basuki.

Rencana awal, Pemprov DKI baru akan membangun dua ruas tol dalam kota, yakni Sunter-Semanan dan Sunter-Pulo Gebang. Dua tol itu dibutuhkan untuk akses keluar masuk truk dan kontainer barang ke pelabuhan. Sementara empat ruas tol lainnya rencananya akan diubah menjadi jalan non-tol dan tidak berbayar.

Pihak investor swasta, PT Jakarta Tollroad Development, yang mengajukan konsep enam ruas tol dalam kota kepada Pemprov DKI, akan segera mengerjakan dua tol dalam kota, Sunter-Semanan dan Sunter-Pulo Gebang.

Sementara itu, untuk empat ruas tol lainnya, kata Basuki, akan dikerjakan Pemprov DKI Jakarta sendiri. “Pak Gubernur sih maunya kita ambil saja, dan kerjakan pakai APBD 2014, kan kita targetkan Rp 67 triliun,” kata Basuki.

Pembangunan megaproyek senilai Rp 42 triliun itu pun telah masuk ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2013-2017. Tak sedikit yang mengecam pembangunan enam ruas tol dalam kota karena ditengarai akan merusak tata kota Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo telah menggelar public hearing proyek itu dengan mengundang Wakil Menteri PU Hermanto Dardak, para akademisi, dan pengamat perkotaan. Saat berkampanye pada Pemilihan Gubernur Jakarta, Jokowi menentang keras pembangunan enam ruas tol tersebut.
Megaproyek yang telah digagas sejak masa kepemimpinan mantan Gubernur DKI Sutiyoso dibagi dalam empat tahap yang rencananya selesai pada 2022. Pada tahap pertama, akan dibangun ruas Semanan-Sunter sepanjang 20,23 kilometer dengan nilai investasi Rp 9,76 triliun dan Koridor Sunter-Pulo Gebang sepanjang 9,44 kilometer senilai Rp 7,37 triliun.
Pada tahap kedua, dilakukan pembangunan ruas Tol Duri Pulo-Kampung Melayu sepanjang 12,65 kilometer dengan nilai investasi Rp 5,96 triliun dan Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,60 kilometer senilai Rp 6,95 triliun.

Tahap ketiga meliputi pembangunan ruas tol koridor Ulujami-Tanah Abang dengan panjang 8,70 kilometer dan nilai investasi Rp 4,25 triliun. Pada tahap terakhir, akan dibangun ruas tol Pasar Minggu-Casablanca sepanjang 9,15 kilometer dengan investasi Rp 5,71 triliun.

Total panjang ruas enam tol dalam kota adalah sepanjang 69,77 kilometer. Jika sudah selesai, keenam ruas tol itu akan menjadi satu dengan tol lingkar luar milik PT JTD, tetapi tarifnya akan terpisah dari tol lingkar luar.

Source

No comments:

Post a Comment