Berita Hangat - Masih ingat dengan virus Stuxnet yang dipakai Amerika
Serikat melumpuhkan fasilitas nuklir Iran? Menurut pakar keamanan Eugene
Kaspersky dari Kaspersky Labs, hanya tinggal tunggu waktu sebelum
teroris cyber menggunakan metode serupa untuk menyerang infrastruktur vital sebuah negara.
Hal itu diungkapkannya saat berbicara dalam konferensi Information Security di London. Seperti dikutip oleh The Inquirer, Kaspersky mengatakan bahwa serangan terhadap infrastruktur vital merupakan "kemungkinan terburuk dari yang buruk".
"Kita hidup di zaman senjata cyber dan perang cyber. Hingga kini, serangan (terhadap infrastruktur penting) agaknya hanya datang dari pemerintah sebuah negara," ujar Kaspersky.
Dia menambahkan bahwa teknologi untuk melakukan serangan semacam itu
belum dimiliki oleh teroris, tetapi hal ini hanya tinggal menunggu
waktu.
Dijelaskan oleh Kaspersky, serangan cyber yang
dilancarkan oleh sebuah negara biasanya dilakukan dengan "sangat
profesional", mempelajari korban dengan mengambil data-datanya.
Kaspersky membagi kemungkinan terorisme cyber
menjadi tiga skenario berdasarkan skala efeknya. Pertama dan yang
terburuk adalah serangan terhadap sistem industri seperti pembangkit
listrik, telekomunikasi, transportasi, dan kesehatan.
"(Soal
industri telekomunikasi), saya tak tahu bagaimana cara melindunginya
selain memakai kepintaran otak. Saya khawatir yang bisa dilakukan
hanyalah bersiap-siap menyambut serangan dan mengelola kerusakannya,"
ucap Kaspersky.
Skenario paling "gawat" yang kedua adalah
serangan terhadap infrastruktur yang penting di bidang TI sehingga bisa
melumpuhkan sebuah industri. Banyak industri sangat bergantung pada
infrastruktur TI, tetapi tidak menyadarinya.
Ketiga, serangan
atas pihak pemerintah, terutama edukasi. "Berita baiknya adalah saya tak
tahu lagi skenario apa yang lebih buruk," ujar Kaspersky.
Dia menjelaskan, semakin banyak teroris yang kemungkinan bakal beralih ke senjata cyber karena lebih murah dan gampang untuk dikembangkan dibandingkan senjata fisik
No comments:
Post a Comment