Monday 16 December 2013

World Bank Prediksikan Perekonomian Indonesia melambat tahun depan

 Info Berita Terhangat - Bank Dunia dalam laporan triwulanan terbaru memperkirakan perekonomian Indonesia tahun depan akan melambat sekaligus menghadapi tantangan lebih berat. Produk Domestik Bruto (PDB) diproyeksikan tumbuh 5,3 persen, lebih rendah dibandingkan capaian akhir tahun nanti sebesar 5,6 persen.
Alasan lembaga keuangan internasional ini menurunkan pertumbuhan ekonomi di Tanah Air, disebabkan turunnya investasi di bidang alat berat maupun mesin-mesin.
Oleh sebab itu, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chavez menyatakan pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan buat menarik investasi. Sebab, sejauh ini stimulus utama yang menonjol berasal dari bidang moneter, misalnya kenaikan Suku Bunga Acuan (BI Rate).
"Indonesia memerlukan lebih banyak investasi. Kebijakan moneter sebaiknya tidak menjadi respon dominan," ujarnya dalam paparan laporan di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Senin (16/12).
Rodrigo mengingatkan bahwa tahun depan, Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) hampir pasti mengurangi atau bahkan menghapus stimulus di pasar modal sedunia. Pasar keuangan Indonesia, meski sudah bersiap-siap, diramalkan akan mengalami periode kesulitan mencari dana eksternal.
Bank Dunia mengakui bahwa berkat sebagian upaya pemerintah Indonesia, defisit neraca akun berjalan pada 2014 kemungkinan mengecil, dari USD 31 miliar tahun ini, menjadi USD 23 miliar.
Cuma, hal itu harus dikompensasi dengan melambatnya pertumbuhan, karena impor menurun. Sedangkan ekspor belum bisa meningkat cepat, karena pemulihan negara maju, seperti Jepang, AS, dan Eropa, berjalan moderat.
"Maka yang diperlukan Indonesia, adalah menambah realisasi Penanaman Modal Asing (PMA). Bahkan rasanya sekarang hal ini genting dilakukan," kata Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia Ndiame Diop.
Bahkan Bank Dunia menyatakan kebijakan pengetatan impor akan merugikan pertumbuhan Indonesia. Diop percaya, persoalan itu bisa diatasi, bila pemerintah menaikkan ekspor, yakni melalui penambahan PMA.
"Supaya hal itu terwujud, perlu langkah perbaikan terhadap iklim usaha, untuk menarik investasi," kata Diop.

No comments:

Post a Comment